Sabtu, 11 Juli 2015

PENGARUH KOLONIALISME DAN IMPERIALISME


PENGARUH KOLONIALISME DAN IMPERIALISME TERHADAP BANGSA INDONESIA DAN PERLAWANAN RAKYAT MATARAM
 Hasil gambar untuk PENGARUH KOLONIALISME DAN IMPERIALISME TERHADAP BANGSA INDONESIA DAN PERLAWANAN RAKYAT MATARAM
1. Di bidang politik :
  • Pamong praja yang dulu berdasarkan garis keturunan diubah menjadi sistem kepegawaian
  • Jawa menjadi pusat pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah perfektuf
  • Hukum yang dulu menggunakan hukum adat diubah menggunakan sistem hukum barat modern
  • Kebijakan yang diambil raja dicampuri Belanda
2. Di bidang sosial :
  • Pembentukan status sosial dimana yang tertingi adalah Eropa lalu Asia dan Timur Jauh yang terakhir kaum Pribumi
  • Struktur penguasa lokal lenyap
3.Di bidang ekonomi :
  • Belanda membuka tambang minyak bumi di Tarakan Kaltim
·         Belanda membangun rel kereta api untuk memperlancar arus perdagagngan
  • Liberialisme ekonomi 
4. Di bidang budaya :
  • Westernisasi menyebar lewat jalur pendidikan dan pemerintahan
  • Birokrat menggunakan bahasa belanda sebagai simbol status mereka
  • Masuknya agama katholik dan protestan
5.      Perkembangan pendidikan
·         Sebelum masuknya kolonialisme Barat ke Indonesia, sistem pendidikan Indonesia masih bersifat tradisional yang hanya bisa dinikmati oleh segelintir kalangan elite tertentu dalam masyarakat. Pusat-pusat pendidikan juga sangat terbatas, hanya di lingkungan keraton dan tempat-tempat penyebaran agama, misalnya pondok pesantren.
·         Penerapan kebijakan politik etis pada paruh kedua abad ke-19 mendorong pemerintah kolonial Belanda untuk memberikan perhatian dalam bidang pendidikan. Pendirian sekolah untuk kaum pribumi pada awalnya dimaksudkan untuk mendidik calon-calon birokrat pemerintah dari bangsa Indonesia sendiri.
Jenjang pendidikan dan pengajaran yang diselenggarakan, yaitu:
a.      Tingkat Rendah (Sekolah Rakyat setingkat Sekolah Dasar), yang diperbolehkan masuk sekolah rakyat minimal berasal dari anak kepala desa
b.      Sekolah Menengah
Sekolah Menengah Pertama/ Meer Uitgebreid Lagere School Onderwijs (MULO), sama dengan SMP
Sekolah Menengah Atas/ Algemeen Metddelbare School (AMS) sama dengan SMA
Hoogere Burger School (HBS) adalah sekolah yang menyatukan MULO dan AMS
c.       Tingkat Pendidikan Tinggi
Sekolah Teknik Tinggi Bandung (STB)/ Technische Hoogere School (THS)
Sekolah Kedokteran/ School tot Opleiding Van Indische Artsen (STOVIA) di Jakarta
Sekolah Tinggi Hukum/ Rechts Hoogere School (RHS) di Batavia (Jakarta)
            Anak-anak Indonesia yang diperbolehkan menuntut pendidikan tinggi akhirnya tampil sebagai pelopor dan pemimpin pergerakan nasionak Indonesia yang ditandai dengan berdirinya Budi Utomo sebagai organisasi pergerakan nasional
6.    Bidang ideologi dan agama
·         Dalam bidang agama, pemerintah kolonial sangat membatasi kegiatan keagamaan. Kepentingan masyarakat muslim Indonesia untuk menunaikan ibadah haji sangat dibatasi karena dianggap sebagai cikal bakal munculnya tokoh-tokoh muslim yang radikal.
·         Snouck Hurgronje menyatakan bahwa Islam di Indonesia dibagi menjadi dua yaitu Islam politik dan Islam religius. Menurut Snouck Hurgronje pemerintah Belanda harus mengubah arah kebijakannya dan bersikap netral terhadap kehidupan keagamaan dan memberikan kesempatan yang cukup bagi kepentingan rohani bangsa Indonesia.

7. Perlawanan Rakyat Mataram Terhadap Belanda (VOC) 

Raja Mataram yang paling gigih menyerang VOC di Batavia adalah Sultan Agung Hanyakrakusuma. Perlawanan rakyat Mataram saat diperintah Sultan Agung Hanyakrakusuma untuk menyerang VOC di Batavia terjadi dua kali, meskipun kedua-duanya belum memperoleh keberhasilan.

1. Perlawanan Rakyat Mataram Pertama
Perlawanan rakyat Mataram pertama terhadap VOC di Batavia dilakukan pada bulan Agustus 1628 yang dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso. Walaupun pasukan Mataram kelelahan akibat menempuh jarak yang sangat jauh dengan persediaan bahan makanan yang mulai menipis, pasukan Mataram mampu melakukan serangan terhadap VOC di Batavia sepanjang hari.
Sebagian pasukan Mataram melakukan serangan mendadak melalui perairan laut Batavia serta sebagian lagi mendarat dan bermukim di daerah Marunda (terletak di sebelah timur Cilincing, Jakarta) untuk membangun benteng darurat yang terbuat dari bambu yang dianyam. Namun, benteng pertahanan darurat milik pasukan Mataram dan perkampungan rakyat untuk berlindung tersebut banyak dibakar kompeni.
Pada saat situasi demikian, datanglah pasukan bantuan dari Mataram yang dipimpin oleh Suro Agul-Agul, Dipati Uposonto, Dipati Mandururejo, dan Dipati Ukur mulai bergerak menyerang kota tetapi mendapat kesulitan karena tembakan yang gencar dilakukan oleh kompeni. Upaya yang dilakukan pasukan Mataram berikutnya adalah membendung Sungai Ciliwung agar penghuni benteng (Belanda) kekurangan air. Strategi ini ternyata cukup efektif, terbukti bangsa Belanda kekurangan air dan terjangkit wabah penyakit malaria dan kolera yang sangat membahayakan jiwa manusia.
Kondisi pasukan Mataram yang kelelahan dan terserang penyakit memaksa pasukan Mataram mengundurkan diri sehingga perlawanan rakyat Mataram saat itu mengalami kegagalan.
2. Perlawanan Rakyat Mataram Kedua
Perlawanan rakyat Mataram kedua terhadap VOC di Batavia dilaksanakan tahun 1629 dan dipimpin oleh Dipati Puger dan Dipati Purbaya. Meskipun persediaan bahan pangan sudah mulai menipis, pasukan Mataram tetap menyerbu Batavia dan berhasil menghancurkan benteng Hollandia. Penyerbuan berikutnya dilanjutkan ke benteng Bommel tetapi belum berhasil karena pasukan Mataram sudah mulai kelelahan dan kekurangan bahan makanan. Perlawanan pasukan Mataram yang kedua terpaksa mengalami kegagalan lagi karena kekurangan bahan pangan, senjata, terserang wabah penyakit, dan kelelahan setelah menempuh jarak yang jauh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar