Senin, 10 Oktober 2016

Lahirnya agama Hindu-Budha dan Teori masuknya ke indonesia



Lahirnya agama Hindu-Budha dan Teori masuknya ke indonesia
1.LAHIRNYA AGAMA BUDHA
      Agama Budha lahir sekitar abad ke-5 S.M.
      Pembawa agama ini yaitu Sidharta (563-468 S.M), putra dari Raja Suddhona dari kerajaan Kosala di Kapilawastu.
      Tujuan lahirnya agama budha yaitu sebagai reaksi terhadap agama hindu terutama karena keberadaan kasta.
2.Teori masuknya agama hindu-budha ke Indonesia
1.    Hipotesis Ksatria, diutarakan oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Moens berpendapat bahwa yang membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit, karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka prajurit yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan kerajaan di Indonesia.
          Kelebihan
Semangat berpetualang dan menaklukan daerah lain, pada saat itu umumnya dimiliki oleh para Ksatria (keluarga kerajaan)
           Kelemahan

=Tidak mengusai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa.

=Apabila daerah Indonesia pernah menjadi daerah taklukkan kerajaan-kerajaan India, tentunya ada bukti prasasti (jaya prasasti/jayastamba/tugu kemenangan) yang menggambarkan penaklukkan tersebut. Akan tetapi, baik di India maupun Indonesia tidak ditemukan prasasti semacam itu. Adapun prasasti Tanjore yang menceritakan tentang penaklukkan kerajaan Sriwijaya oleh salah satu kerajaan Cola di India, tidak dapat dipakai sebagai bukti yang memperkuat hipotesis ini. Hal ini disebabkan penaklukkan tersebut terjadi pada abad ke-11 sedangkan bukti-bukti yang diperlukan harus menunjukkan pada kurun waktu yang lebih awal.
2. Hipotesis Waisya, diutarakan oleh Dr.N.J.Krom, berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang ke Indonesia, bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.

Kelebihan
a. Pedagang tentu membutuhkan area perdagangan yang luas agar lebih untung.
b. Agama Hindu bisa didapat hanya karena keturunan, maka para pedaganglah yang berketurunan dengan orang Indonesia agar agama Hindu tersebar.
Kelemahan

a. Tidak mengusai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa.
b. Peta persebaran kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia yang lebih banyak berada di pedalaman. Namun apabila pengaruh tersebut dibawa oleh para pedagang India, tentunya pusat kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha akan lebih banyak berada di daerah pesisir pantai.
3. Hipotesis Brahmana, diutarakan oleh J.C.Vanleur berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana karena hanyalah kaum Brahmana yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan Kaum Brahmana tersebut diduga karena undangan Penguasa/Kepala Suku di Indonesia atau sengaja datang untuk menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.
Kelebihan
a. Mengusai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa
b. Hanya para Brahmana yang bisa melakukan upacara khusus yang menjadikan seseorang menjadi pemeluk hindu (Vratyastoma)
Kelemahan
Dalam tradisi agama Hindu terdapat pantangan bagi kaum Brahmana untuk menyeberangi lautan
4. Hipotesis Sudra, Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kasta sudra. Mereka datang ke Indonesia dengan tujuan mengubah kehidupan karena di India mereka hanya hidup sebagai pekerja kasar dan budak. 
Kelebihan
 Semua orang yang ada pada kasta Sudra pasti ingin memperbaiki hidup, salah satu caranya adalah pergi ke tempat lain seperti Indonesia
Kelemahan
a. Tidak mengusai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa
b. Kasta Sudra umumnya tidak memiliki ilmu      pengetahuan/pendidikan
c. Biasanya jika ada budak maka ada tuannya,maka jika pastilah ada kasta yang lebih tinggi dari sudra yang membawa kasta Sudra ke Indonesia.
5. Hipotesis Campuran, Teori ini beranggapan bahwa baik kaum brahmana, ksatria, para pedagang, maupun golongan sudra bersama-sama menyebarkan agama Hindu ke Indonesia sesuai dengan peran masing-masing.
Kelebihan
 Kasta sudra merupakan budak maka pasti para ksatria dan pedagang membutuhkan mereka untuk melakukan peran masing-masing.Semua kasta sebenarnya saling membutuhkan.
Kelemahan
Dalam tradisi agama Hindu terdapat pantangan bagi kaum Brahmana untuk menyeberangi lautan


Kearifan lokal dan interaksi global



“Kearifan lokal dan interaksi global
A.Kearifan lokal
1.Pengertian
       Kearifan lokal, terdiri dari dua kata yaitu kearifan (wisdom) atau kebijaksanaan dan lokal (local) atau setempat. Jadi kearifan lokal adalah gagasan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
      Pengertian Kearifan lokal adalah suatu bentuk kearifan lingkungan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di suatu tempat atau daerah. Jadi merujuk pada lokalitas dan komunitas tertentu.
2.Contoh kearifan lokal 
       Masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan, Kampung Dukuh Jawa Barat. Mereka mengenal upacara tradisional,  mitos, tabu, sehingga pemanfaatan hutan hati-hati. Tidak diperbolehkan eksploitasi kecuali atas ijin sesepuh adat.
       Serawai, Bengkulu, terdapat keyakinan celako kumali. Kelestarian lingkungan  terwujud dan kuatnya keyakinan  ini yaitu tata nilai tabu dalam berladang dan tradisi tanam tanjak.
B.Interaksi global
   1.  pengertian
       Interaksi global adalah hubungan yang saling terkait antara bangsa dan manusia melalui informasi,perdagangan,investasi,perjalanan, budaya populer, dan bentuk interaksi lainnya. Dari interaksi ini negara yang satu dengan lainnya hampir tidak memiliki batas.
2.Dampak interaksi global
       Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.
      
Dampak positif globalisasi antara lain:
- Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
- Mudah melakukan komunikasi
- Mudah memenuhi kebutuhan

Dampak negatif globalisasi antara lain:
- Informasi yang tidak tersaring.
- Banyak meniru perilaku yang buruk.
- Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara.
3.Pengaruh interaksi global terhadap budaya nasional
       Dari aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, dan Pizza Hut) membanjiri Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme.
       Masyarakat kita, khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dianggap sebagai kiblatnya