Jumat, 10 Juli 2015

KEARIFAN LOKAL DALAM BERBAGAI BIDANG DI INDONESIA


1.      BIDANG PERTANIAN
a.   Pengertian Pertanian
        Pertanian dalam arti luas adalah sema kegiatan yang meliputi bercocok tanam, perikanan, peternakan dan kehutanan. Indonesia termasuk negara agraris, artinya sebagian besar dari penduduk hidup di pertanian.

b.   Faktor Pendorong Pertanian
                            Adapun faktor yang mendorong pertanian diantaranya:
1) Keadaan fisis yang baik untuk pertanian, diantaranya: tanah yang luas dan subur, iklim yang baik, dan lapisan tanah yang gembur dan cukup tebal
2) Susunan penduduknya menurut mata pencahariannya menunjukan ±10% penduduk Indonesia hidup dari pertanian
3) Sektor pertanian menghasilkan lebih dari 50% dari pendapatan nasional
4) Penduduk Indonesia cukup banyak, sehingga pertanian membutuhkan banyak tenaga kerja

c. Jenis-jenis Pertanian
1.   Berdasarkan pengelolaanya, pertanian dibedakan menjadi dua, yaitu:
·  Pertanian rakyat adalah pertanian yang diusahakan oleh rakyat. Pertanian ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik konsumsi sendiri maupun konsumsi lokal. Ciri-ciri: modal kecil, lahan sempit, dikelola sederhana, tenaga kerja sederhana, tenaga kerja keluarga sendiri, peralatan sendiri.
· Pertanian besar adalah pertanian yang diusahakan oleh perusahaan, baik swasta maupun BUMN. Pertanian ini bertujuan untuk keperluan ekspor atau bahan baku industri. Ciri-ciri: modal usaha besar, lahan luas, dikelola secara modern.
2.      Berdasarkan jenis tanamannya pertanian dibedakan menjadi dua yaitu:
·       Pertanian tanaman pangan adalah usaha pertanian yang berupa bahan pangan. Tanaman pangan dibedakan menjadi tiga yaitu, jenis padi-padian, jenis palawija (ketela pohon, ketela rambat, umbi-umbian, kacang tanah dll) dan jenis holtikultura (buah dan sayuran)
·      Pertanian tanaman perkebunan adalah usaha pertanian yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan perdagangan besar. Tanaman perkebunan dapat dibedakan menjadi tanaman perkebunan musiman (tebu,tembakau,dll) dan tanaman perkebunan tahunan (kopi,karet, coklast,dll)


·      Jenis-jenis sawah meliputi :
1) Sawah irigasi, yaitu sawah yang menggunakan perairan secara teratur
2) Sawah tadah hujan, aytiu sawah yang menggunakan perairan dengan air hujan
3) Sawah lebak, yaitu sawah yang diusahakan di bantaran sungai besar saat penghujan
4) Sawah bancah, yaitu sawah yang diusahakan di daerah pantai dekat muara sungai. Sawah ini juga dinamakan sawah pasang surut

3.   Berdasarkan lahannya pertanian dibedakan menjadi empat, yaitu:
·   Bersawah adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sawah dengan jenis tanaman
·   Berladang adalah usaha bercocok di lahan kering, pada saat musim hujan dan dilakukan dengan cara berpindah-pindah
·   Bertegal, adalah usaha bercocok tanam di lahan kering dengan memanfaatkan air hujan. Hasilnya jagung, kacang, ketela dll
·   Berkebun, adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sekitar rumah (pekarangan)

·      KEARIFAN LOKAL DALAM BIDANG PERTANIAN
a. Pranoto Mongso (Jawa)


Pranoto mongso atau aturan waktu musim digunakan oleh para tani pedesaan yang didasarkan pada naluri dari leluhur dan dipakai sebagai patokan untuk mengolah pertanian. Berkaitan dengan kearifan tradisional maka pranoto mongso ini memberikan arahan kepada petani untuk bercocok tanam mengikuti tanda-tanda alam dalam mongso yang bersangkutan, tidak
memanfaatkan lahan seenaknya sendiri meskipun sarana prasarana mendukung seperti misalnya air dan saluran irigasinya. Melalui perhitungan pranoto mongso maka alam dapat menjaga keseimbangannya.
Dengan adanya pemanasan global sekarang ini yang juga mempengaruhi pergeseran musim hujan, tentunya akan mempengaruhi masa-masa tanam petani. Namun demikian pranoto mongso ini tetap menjadi arahan petani dalam mempersiapkan diri untuk mulai bercocok tanam. Berkaitan dengan tantangan maka pemanasan global juga menjadi tantangan petani dalam
melaksanakan pranoto mongso sebagai suatu kearifan lokal di Jawa.

b. Nyabuk Gunung.


Nyabuk gunung merupakan cara bercocok tanam dengan membuat teras sawah yang dibentuk menurut garis kontur. Cara ini banyak dilakukan di lereng bukit sumbing dan sindoro.
Cara ini merupakan suatu bentuk konservasi lahan dalam bercocok tanam karena menurut garis kontur. Hal ini berbeda dengan yang banyak dilakukan di Dieng yang bercocok tanam dengan membuat teras yang memotong kontur sehingga mempermudah terjadinya longsor.

c.    Tumpang sari


Sistem ‘tumpangsari’ adalah praktek penanaman beragam biji-bijian sebagai bagian dari peladangan berpindah yang banyak meniru kompleksitas dan keragaman sistem vegetasi wilayah sub-tropis dan tropis. Model pertanian ini dilakukan dengan cara menanam beberapa jenis tanaman yang berbeda dalam suatu areal atau petak tanah secara bersamaan. Pada awalnya, sistem pertanian ini dianggap ketinggalan zaman dan tidak sesuai dengan ilmu pertanian modern karena tidak efisien secara kuantitas dan kualitas hasil yang akan didapatkan. Akan tetapi terdapat tujuan yang baik dan penting adanya kearifan lokal ini, yaitu untuk melindungi tanah dari sinar matahari langsung, mengurangi pemanasan langsung pada permukaan tanah, menjaga permukaan tanah dari proses erosi, penggunaan volume tanah secara efisien dan mengurangi kerentananan tanah dari hama dan serangga perusak. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan kecepatan tumbuh beragam tanaman tersebut membuat tanah menjadi permanen, di samping itu juga karena tanahnya selalu ditutupi oleh tanaman tersebut secara terus menerus serta sistem akar tanaman tersebut yang bervariasi.

2.      BIDANG PERTAMBANGAN



·        Jenis-Jenis Barang Tambang
1.    Bahan tambang organik misalnya aspal, batu bara, gas bumi, dan minyak bumi.
2.    Bahan tambang logam misalnya emas, mangan, nikel, pasir besi, perak.
3.    Bahan tambang industri misalnya berlian, belerang, gamping, fosfat, dan kaolin.
4.    Bahan energi adalah barang tambang yang digunakan sebagai pembangkit tenaga misalnya minyak bumi, batu bara, gas bumi, dan uranium
Berdasarkan Peraturan Pemerintahan (PP) No. 27 Tahun 1980 tentang penggolongan bahan galian, disebutkan bahwa bahan-bahan galian terbagi atas tiga golongan, yaitu golongan bahan galian strategis, golongan bahan galian vital, dan golongan bahan galian lainnya.
1.    Golongan bahan galian stategis (golongan A), jenisnya antara lain batubara, minyak bumi, gas alam, uranium, nikel, dan timah.
2.    Golongan bahan galian vital (golongan B), jenisnya antara lain besi, mangaan, bauksit, tembaga, timbal, seng, emas, perak, intan, platina, yodium, dan belerang.
3.    Golongan bahan galian lainnya (golongan C), jenisnya antara lain fosfat, asbes, mika, tawas, okek, batu permata, pasir kuarsa, kaolin, feldspar, gips, batu apung, marmer, batu tulis, batu kapur, granit, tanah liat, dan pasir. golongan C inilah yang selanjutnya di Indonesia dimanfaatkan sebagai bahan galian industri. Berikut beberapa penjelasannya.

·      Batu bara
Bersamaan dengan berkembangnya industri, batubara digunakan sebagai bahan bakar kereta api dan kapal laut. Pada awal revolusi industri kebutuhan batubara sangat tinggi karena sebagian besar tenaga (energi) yang digunakan berasal dari batubara. Contoh penambangan batubara di Indonesia adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) yang berpusat di Tanjung Enim, Sumatra Selatan.
·      Minyak bumi
Untuk Indonesia, minyak bumi masih menjadi andalan perolehan devisa negara sehingga naik turunnya harga minyak bumi sangat berpengaruh pada seluruh sektor perekonomian masyarakat. Potensi minyak bumi di Indonesia terdapat di 60 cekungan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia mulai Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
·      Gas Bumi
Cadangan gas bumi biasanya ditemukan bersamaan dengan kegiatan eksplorasi minyak bumi. Potensi gas bumi di Indonesia cukup baik karena cadangan gas alam yang ada di Arun diperkirakan 10 triliun CF (Cubic Feet) dan merupakan sumber terbesar di Asia Tenggara. Sumber gas alam Arun ditemukan pada 1991 oleh perusahaan Mobil Oil Indonesia Inc. Untuk mengeksploitasi sumber gas alam Arun, dibangun kilang LNG Arun yang dibangun oleh Pertamina di Blang Lancang, Lhokseumawe (NAD). Pengoperasiannya dilakukan oleh Mobil Oil Indonesia Inc (anak perusahaan Pertamina), Mobil Oil Indonesia Inc dan JILCO (Japan Indonesia LNG Co.)
·      Bijih Timah
Daerah penghasil timah terdapat di daerah Riau (Pulau Lingga, Singkep, Karimun, Kundur, dan Bangkinang), Pulau Bangka, dan Pulau Belitung. Pengeksploitasian timah di Indonesia seluruhnya dilakukan oleh PT Timah Tbk. yang berpusat di Pangkal Pinang (Pulau Bangka). PT Timah Tbk dalam kegiatan  operasionalnya dibantu oleh PT Tambang Timah dan PT Koba Tin (keduanya anak perusahaan PT Timah Tbk.). Pemanfaatan timah di dalam negeri antara lain digunakan untuk pembuatan kaleng, pipa saluran, pembungkus rokok, mata peluru, dan solder.

·      Nikel
Nikel kali pertama ditemukan di daerah Pomala (Sulawesi Tenggara) yaitu sekitar 1909 dan kini bekas kegiatan penambangan nikel di daerah Pomala sekarang dijadikan pusat pengolahan bijih nikel oleh PT Aneka Tambang (PT Antam). Pada 1979 PT Antam melakukan penambangan nikel di Pulau Gebe (Maluku Utara). Daerah lain yang sedang dikembangkan untuk proyek
penambangan nikel, yaitu Pulau Gee, Pulau Pakal, Tanjung Buli, Pulau Obi (Maluku Utara), serta Pulau Gag dan Pegunungan Cyclops (Papua).
·      Bauksit (bijih alumunium)
Bauksit dapat dijumpai di daerah-daerah aliran sungai, seperti di kepulauan Riau (pulau Bintan-Indonesia). Aluminium banyak dipergunakan untuk membuat perkakas dapur, industri mesin, dan industri pesawat terbang.
·      Emas dan Perak
Emas dan perak banyak dipergunakan untuk membuat perhiasan dan obat-obatan. Potensi tambang emas di Indonesia terdapat di wilayah Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara, dan Maluku (Pulau Halmahera dan Pulau Obi). Pengusahaan tambang emas di Indonesia sudah dilakukan sejak lama, seperti yang dilakukan di Rejang Lebong (Bengkulu), Cikotok (Jawa Barat), Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara), dan Sambas (Kalimantan Barat). Eksploitasi tambang emas di Indonesia dilakukan oleh PT Antam, di antaranya di Jawa Barat dan Kalimantan Selatan. Adapun di Nanggroe Aceh Darussalam, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah dilakukan oleh pihak perusahaan swasta.
·      Tembaga
Tembaga merupakan kelompok logam bukan besi yang telah dipergunakan sejak 3.500 SM oleh orang-orang Mesir. Tembaga dipadu dengan besi menjadi perunggu, sedangkan jika tembaga dipadu dengan seng menjadi kuningan. Potensi tembaga terbesar di Indonesia berada di Tembagapura (Papua), yang pengelolaannya bekerja sama dengan PT Freeport Indonesia Company (Amerika Serikat) sejak 3 Maret 1973.
·      Intan
Sama seperti emas, intan biasa dibuat sebagagi perhiasan. Tempat penemuan intan di Indonesia antara lain di Sumatra Barat dan Riau (Sungai Siabu, Kampar, dan Bangkinang), Kalimantan Barat (Muara Mengkiang dan Ngabang), Kalimantan Tengah (Sungai Gula, Pucukcau, Murungraya, Sei Pinang), Kalimantan Selatan (Martapura danSimpang Empat), dan Kalimantan Timur (Sekatak Bunyi, Kabupaten Kutai, dan Longiran).


2.         KEARIFAN DI BIDANG PERTAMBANGAN

a.       Adanya pelarangan pertambangan di daerah-daerah yang di keramatkan di beberapa daerah di Jawa dan Kalimantan
b.      Adanya pembatasan pengambailan hasil pertambangan di berbagai daerah
c.       Adanya pelarangan penggunaan alat-alat mesin besar dalam mengambil hasil pertamabngan

1.Apakah harus dipertahankan?
Jawab:

Ya, Harus dipertahankan karena, kearifan lokal sebagai sesuatu yang harus dipertahankan dan dapat dijadikan sebagai acuan bagi terciptanya pola pengelolaan pertanian dan pertambangan secara berkelanjutan. Perlu kita ketahui bahwa kearifan lokal merupakan suatu bentuk kearifan lingkungan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di suatu tempat atau daerah. Kearifan lokal merupakan tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan tempatnya hidup secara arif. (Putu Oka Ngakan dalam Andi M. Akhmar dan Syarifudin, 2007). Kearifan lokal tidak hanya berhenti pada etika, tetapi sampai pada norma dan tindakan dan tingkah laku, sehingga kearifan lokal dapat menjadi seperti religi yang mengarahkan manusia dalam bersikap dan bertindak khususnya dalam pengelolaan sumber daya alam pertanian dan pertambangan. Pengelolaan sumber daya alam secara arif dan berkesinambungan itu dikembangkan mengingat pentingnya fungsi sosial lingkungan untuk menjamin kelangsungan hidup masyarakat.

2. bagaimana cara mempertahankannya
Jawab:
Kearifan lingkungan bukanlah tindakan tradisional yang terbelakang, kita dapat menerapkan teknologi modern pemanfaatan sumber daya alam (sda), tetapi dengan memperhatikan kearifan lokal, paduan yang porposional akan terwujud kearifan lingkungan. Kegiatan gotong royong dalam memanfaatkan pertanian atau pertambangan dengan baikn dan benar  contoh kearifan lokal yang dipertahankan sebagai kearifan pemanfaatan sumber daya alam (sda).
3. Manfaat untuk lingkungan
Jawab:
Dalam bidang pertanian
-Melalui perhitungan pranoto mongso maka alam dapat menjaga keseimbangannya
Dalam bidang pertambangan
Dengan adanya kearifan lokal di pertambangan akan berdampak positif bagi lingkungan seperti Adanya pelarangan pertambangan di daerah-daerah yang di keramatkan di beberapa daerah di Jawa dan Kalimantan sehingga lingkungan yang dikeramatkan akan terjaga lingkungannya.

1 komentar: