PENGARUH KOLONIALISME DAN IMPERIALISME
TERHADAP BANGSA INDONESIA DAN PERLAWANAN
RAKYAT MATARAM
1. Di bidang politik
:
- Pamong praja yang dulu berdasarkan garis keturunan diubah menjadi sistem kepegawaian
- Jawa menjadi pusat pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah perfektuf
- Hukum yang dulu menggunakan hukum adat diubah menggunakan sistem hukum barat modern
- Kebijakan yang diambil raja dicampuri Belanda
2. Di bidang sosial :
- Pembentukan status sosial dimana yang tertingi adalah Eropa lalu Asia dan Timur Jauh yang terakhir kaum Pribumi
- Struktur penguasa lokal lenyap
3.Di bidang ekonomi :
- Belanda membuka tambang minyak bumi di Tarakan Kaltim
·
Belanda membangun rel kereta api untuk memperlancar
arus perdagagngan
- Liberialisme ekonomi
4. Di bidang budaya :
- Westernisasi menyebar lewat jalur pendidikan dan pemerintahan
- Birokrat menggunakan bahasa belanda sebagai simbol status mereka
- Masuknya agama katholik dan protestan
5. Perkembangan
pendidikan
·
Sebelum masuknya kolonialisme Barat ke Indonesia,
sistem pendidikan Indonesia masih bersifat tradisional yang hanya bisa
dinikmati oleh segelintir kalangan elite tertentu dalam masyarakat. Pusat-pusat
pendidikan juga sangat terbatas, hanya di lingkungan keraton dan tempat-tempat
penyebaran agama, misalnya pondok pesantren.
·
Penerapan kebijakan politik etis pada paruh kedua abad
ke-19 mendorong pemerintah kolonial Belanda untuk memberikan perhatian dalam
bidang pendidikan. Pendirian sekolah untuk kaum pribumi pada awalnya
dimaksudkan untuk mendidik calon-calon birokrat pemerintah dari bangsa
Indonesia sendiri.
Jenjang
pendidikan dan pengajaran yang diselenggarakan, yaitu:
a.
Tingkat
Rendah (Sekolah Rakyat setingkat Sekolah Dasar), yang diperbolehkan masuk
sekolah rakyat minimal berasal dari anak kepala desa
b.
Sekolah
Menengah
Sekolah
Menengah Pertama/ Meer Uitgebreid Lagere School Onderwijs (MULO), sama dengan
SMP
Sekolah
Menengah Atas/ Algemeen Metddelbare School (AMS) sama dengan SMA
Hoogere
Burger School (HBS) adalah sekolah yang menyatukan MULO dan AMS
c.
Tingkat
Pendidikan Tinggi
Sekolah
Teknik Tinggi Bandung (STB)/ Technische Hoogere School (THS)
Sekolah
Kedokteran/ School tot Opleiding Van Indische Artsen (STOVIA) di Jakarta
Sekolah
Tinggi Hukum/ Rechts Hoogere School (RHS) di Batavia (Jakarta)
Anak-anak
Indonesia yang diperbolehkan menuntut pendidikan tinggi akhirnya tampil sebagai
pelopor dan pemimpin pergerakan nasionak Indonesia yang ditandai dengan
berdirinya Budi Utomo sebagai organisasi pergerakan nasional
6. Bidang ideologi dan agama
·
Dalam bidang agama, pemerintah kolonial sangat
membatasi kegiatan keagamaan. Kepentingan masyarakat muslim Indonesia untuk
menunaikan ibadah haji sangat dibatasi karena dianggap sebagai cikal bakal
munculnya tokoh-tokoh muslim yang radikal.
·
Snouck Hurgronje menyatakan bahwa Islam di Indonesia
dibagi menjadi dua yaitu Islam politik dan Islam religius. Menurut Snouck
Hurgronje pemerintah Belanda harus mengubah arah kebijakannya dan bersikap
netral terhadap kehidupan keagamaan dan memberikan kesempatan yang cukup bagi
kepentingan rohani bangsa Indonesia.
7. Perlawanan Rakyat Mataram Terhadap Belanda (VOC)
Raja Mataram yang paling gigih
menyerang VOC di Batavia adalah Sultan Agung Hanyakrakusuma. Perlawanan rakyat
Mataram saat diperintah Sultan Agung Hanyakrakusuma untuk menyerang VOC di
Batavia terjadi dua kali, meskipun kedua-duanya belum memperoleh keberhasilan.
1. Perlawanan Rakyat Mataram
Pertama
Perlawanan rakyat Mataram pertama
terhadap VOC di Batavia dilakukan pada bulan Agustus 1628 yang dipimpin oleh
Tumenggung Bahurekso. Walaupun pasukan Mataram kelelahan akibat menempuh jarak
yang sangat jauh dengan persediaan bahan makanan yang mulai menipis, pasukan
Mataram mampu melakukan serangan terhadap VOC di Batavia sepanjang hari.
Sebagian pasukan Mataram
melakukan serangan mendadak melalui perairan laut Batavia serta sebagian lagi
mendarat dan bermukim di daerah Marunda (terletak di sebelah timur Cilincing,
Jakarta) untuk membangun benteng darurat yang terbuat dari bambu yang dianyam.
Namun, benteng pertahanan darurat milik pasukan Mataram dan perkampungan rakyat
untuk berlindung tersebut banyak dibakar kompeni.
Pada saat situasi demikian,
datanglah pasukan bantuan dari Mataram yang dipimpin oleh Suro Agul-Agul,
Dipati Uposonto, Dipati Mandururejo, dan Dipati Ukur mulai bergerak menyerang
kota tetapi mendapat kesulitan karena tembakan yang gencar dilakukan oleh
kompeni. Upaya yang dilakukan pasukan Mataram berikutnya adalah membendung
Sungai Ciliwung agar penghuni benteng (Belanda) kekurangan air. Strategi ini
ternyata cukup efektif, terbukti bangsa Belanda kekurangan air dan terjangkit
wabah penyakit malaria dan kolera yang sangat membahayakan jiwa manusia.
Kondisi pasukan Mataram yang
kelelahan dan terserang penyakit memaksa pasukan Mataram mengundurkan diri
sehingga perlawanan rakyat Mataram saat itu mengalami kegagalan.
2. Perlawanan Rakyat Mataram
Kedua
Perlawanan rakyat Mataram kedua
terhadap VOC di Batavia dilaksanakan tahun 1629 dan dipimpin oleh Dipati Puger
dan Dipati Purbaya. Meskipun persediaan bahan pangan sudah mulai menipis,
pasukan Mataram tetap menyerbu Batavia dan berhasil menghancurkan benteng
Hollandia. Penyerbuan berikutnya dilanjutkan ke benteng Bommel tetapi belum
berhasil karena pasukan Mataram sudah mulai kelelahan dan kekurangan bahan
makanan. Perlawanan pasukan Mataram yang kedua terpaksa mengalami kegagalan
lagi karena kekurangan bahan pangan, senjata, terserang wabah penyakit, dan
kelelahan setelah menempuh jarak yang jauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar