1.
BIDANG PERTANIAN
a. Pengertian Pertanian
Pertanian dalam arti
luas adalah sema kegiatan yang meliputi bercocok tanam, perikanan, peternakan
dan kehutanan. Indonesia termasuk negara agraris, artinya sebagian besar dari
penduduk hidup di pertanian.
b. Faktor Pendorong Pertanian
Adapun
faktor yang mendorong pertanian diantaranya:
1) Keadaan fisis yang baik untuk pertanian, diantaranya: tanah yang luas dan subur, iklim yang baik, dan lapisan tanah yang gembur dan cukup tebal
2) Susunan penduduknya menurut mata pencahariannya menunjukan ±10% penduduk Indonesia hidup dari pertanian
3) Sektor pertanian menghasilkan lebih dari 50% dari pendapatan nasional
4) Penduduk Indonesia cukup banyak, sehingga pertanian membutuhkan banyak tenaga kerja
1) Keadaan fisis yang baik untuk pertanian, diantaranya: tanah yang luas dan subur, iklim yang baik, dan lapisan tanah yang gembur dan cukup tebal
2) Susunan penduduknya menurut mata pencahariannya menunjukan ±10% penduduk Indonesia hidup dari pertanian
3) Sektor pertanian menghasilkan lebih dari 50% dari pendapatan nasional
4) Penduduk Indonesia cukup banyak, sehingga pertanian membutuhkan banyak tenaga kerja
c. Jenis-jenis Pertanian
1. Berdasarkan pengelolaanya, pertanian
dibedakan menjadi dua, yaitu:
· Pertanian rakyat adalah pertanian yang diusahakan oleh rakyat. Pertanian ini bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik konsumsi sendiri maupun konsumsi
lokal. Ciri-ciri: modal kecil, lahan sempit, dikelola sederhana, tenaga kerja
sederhana, tenaga kerja keluarga sendiri, peralatan sendiri.
· Pertanian besar adalah pertanian yang diusahakan oleh perusahaan, baik swasta maupun
BUMN. Pertanian ini bertujuan untuk keperluan ekspor atau bahan baku industri.
Ciri-ciri: modal usaha besar, lahan luas, dikelola secara modern.
2.
Berdasarkan jenis
tanamannya pertanian dibedakan menjadi dua yaitu:
·
Pertanian tanaman pangan adalah
usaha pertanian yang berupa bahan pangan. Tanaman pangan dibedakan menjadi tiga
yaitu, jenis padi-padian, jenis palawija (ketela pohon, ketela rambat,
umbi-umbian, kacang tanah dll) dan jenis holtikultura (buah dan sayuran)
·
Pertanian tanaman perkebunan adalah usaha pertanian yang bertujuan memenuhi
kebutuhan dan perdagangan besar. Tanaman perkebunan dapat dibedakan menjadi
tanaman perkebunan musiman (tebu,tembakau,dll) dan tanaman perkebunan tahunan
(kopi,karet, coklast,dll)
·
Jenis-jenis sawah
meliputi :
1) Sawah irigasi, yaitu sawah yang menggunakan perairan secara teratur
2) Sawah tadah hujan, aytiu sawah yang menggunakan perairan dengan air hujan
3) Sawah lebak, yaitu sawah yang diusahakan di bantaran sungai besar saat penghujan
4) Sawah bancah, yaitu sawah yang diusahakan di daerah pantai dekat muara sungai. Sawah ini juga dinamakan sawah pasang surut
1) Sawah irigasi, yaitu sawah yang menggunakan perairan secara teratur
2) Sawah tadah hujan, aytiu sawah yang menggunakan perairan dengan air hujan
3) Sawah lebak, yaitu sawah yang diusahakan di bantaran sungai besar saat penghujan
4) Sawah bancah, yaitu sawah yang diusahakan di daerah pantai dekat muara sungai. Sawah ini juga dinamakan sawah pasang surut
3. Berdasarkan lahannya pertanian dibedakan menjadi empat, yaitu:
· Bersawah adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di
sawah dengan jenis tanaman
· Berladang adalah usaha bercocok di lahan kering, pada
saat musim hujan dan dilakukan dengan cara berpindah-pindah
· Bertegal, adalah usaha bercocok tanam di lahan kering dengan
memanfaatkan air hujan. Hasilnya jagung, kacang, ketela dll
· Berkebun, adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di
sekitar rumah (pekarangan)
·
KEARIFAN LOKAL DALAM BIDANG PERTANIAN
a. Pranoto Mongso (Jawa)
Pranoto mongso atau aturan waktu musim
digunakan oleh para tani pedesaan yang didasarkan pada naluri dari leluhur dan
dipakai sebagai patokan untuk mengolah pertanian. Berkaitan dengan kearifan
tradisional maka pranoto mongso ini memberikan arahan kepada petani untuk
bercocok tanam mengikuti tanda-tanda alam dalam mongso yang bersangkutan, tidak
memanfaatkan lahan seenaknya sendiri meskipun sarana prasarana mendukung
seperti misalnya air dan saluran irigasinya. Melalui perhitungan pranoto mongso
maka alam dapat menjaga keseimbangannya.
Dengan adanya pemanasan global sekarang
ini yang juga mempengaruhi pergeseran musim hujan, tentunya akan mempengaruhi
masa-masa tanam petani. Namun demikian pranoto mongso ini tetap menjadi arahan
petani dalam mempersiapkan diri untuk mulai bercocok tanam. Berkaitan dengan
tantangan maka pemanasan global juga menjadi tantangan petani dalam
melaksanakan pranoto mongso sebagai suatu kearifan lokal di Jawa.
b. Nyabuk Gunung.
Nyabuk gunung merupakan cara bercocok
tanam dengan membuat teras sawah yang dibentuk menurut garis kontur. Cara ini
banyak dilakukan di lereng bukit sumbing dan sindoro.
Cara ini merupakan suatu bentuk konservasi lahan dalam bercocok tanam
karena menurut garis kontur. Hal ini berbeda dengan yang banyak dilakukan di
Dieng yang bercocok tanam dengan membuat teras yang memotong kontur sehingga
mempermudah terjadinya longsor.
c.
Tumpang sari
Sistem
‘tumpangsari’ adalah praktek penanaman beragam biji-bijian sebagai bagian dari
peladangan berpindah yang banyak meniru kompleksitas dan keragaman sistem
vegetasi wilayah sub-tropis dan tropis. Model pertanian ini dilakukan dengan
cara menanam beberapa jenis tanaman yang berbeda dalam suatu areal atau petak
tanah secara bersamaan. Pada awalnya, sistem pertanian ini dianggap ketinggalan
zaman dan tidak sesuai dengan ilmu pertanian modern karena tidak efisien secara
kuantitas dan kualitas hasil yang akan didapatkan. Akan tetapi terdapat tujuan
yang baik dan penting adanya kearifan lokal ini, yaitu untuk melindungi tanah
dari sinar matahari langsung, mengurangi pemanasan langsung pada permukaan
tanah, menjaga permukaan tanah dari proses erosi, penggunaan volume tanah
secara efisien dan mengurangi kerentananan tanah dari hama dan serangga
perusak. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan kecepatan tumbuh beragam
tanaman tersebut membuat tanah menjadi permanen, di samping itu juga karena
tanahnya selalu ditutupi oleh tanaman tersebut secara terus menerus serta
sistem akar tanaman tersebut yang bervariasi.
2.
BIDANG PERTAMBANGAN
· Jenis-Jenis Barang Tambang
1. Bahan tambang organik misalnya aspal, batu bara, gas
bumi, dan minyak bumi.
2. Bahan tambang logam misalnya emas, mangan, nikel,
pasir besi, perak.
3. Bahan tambang industri misalnya berlian, belerang,
gamping, fosfat, dan kaolin.
4.
Bahan energi
adalah barang tambang yang digunakan sebagai pembangkit tenaga misalnya minyak
bumi, batu bara, gas bumi, dan uranium
Berdasarkan Peraturan Pemerintahan
(PP) No. 27 Tahun 1980 tentang penggolongan bahan galian, disebutkan bahwa
bahan-bahan galian terbagi atas tiga golongan, yaitu golongan bahan galian
strategis, golongan bahan galian vital, dan golongan bahan galian lainnya.
1. Golongan bahan galian stategis (golongan A), jenisnya
antara lain batubara, minyak bumi, gas alam, uranium, nikel, dan timah.
2. Golongan bahan galian vital (golongan B), jenisnya
antara lain besi, mangaan, bauksit, tembaga, timbal, seng, emas, perak, intan,
platina, yodium, dan belerang.
3. Golongan bahan galian lainnya (golongan C), jenisnya
antara lain fosfat, asbes, mika, tawas, okek, batu permata, pasir kuarsa,
kaolin, feldspar, gips, batu apung, marmer, batu tulis, batu kapur, granit,
tanah liat, dan pasir. golongan C inilah yang selanjutnya di Indonesia
dimanfaatkan sebagai bahan galian industri. Berikut beberapa penjelasannya.
· Batu bara
Bersamaan
dengan berkembangnya industri, batubara digunakan sebagai bahan bakar kereta
api dan kapal laut. Pada awal revolusi industri kebutuhan batubara sangat
tinggi karena sebagian besar tenaga (energi) yang digunakan berasal dari
batubara. Contoh penambangan batubara di Indonesia adalah PT Tambang Batubara
Bukit Asam (Persero) yang berpusat di Tanjung Enim, Sumatra Selatan.
· Minyak bumi
Untuk
Indonesia, minyak bumi masih menjadi andalan perolehan devisa negara sehingga naik
turunnya harga minyak bumi sangat berpengaruh pada seluruh sektor perekonomian
masyarakat. Potensi minyak bumi di Indonesia terdapat di 60 cekungan yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia mulai Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi dan Papua.
· Gas Bumi
Cadangan gas
bumi biasanya ditemukan bersamaan dengan kegiatan eksplorasi minyak bumi.
Potensi gas bumi di Indonesia cukup baik karena cadangan gas alam yang ada di
Arun diperkirakan 10 triliun CF (Cubic Feet) dan merupakan sumber terbesar di
Asia Tenggara. Sumber gas alam Arun ditemukan pada 1991 oleh perusahaan Mobil
Oil Indonesia Inc. Untuk mengeksploitasi sumber gas alam Arun, dibangun kilang
LNG Arun yang dibangun oleh Pertamina di Blang Lancang, Lhokseumawe (NAD).
Pengoperasiannya dilakukan oleh Mobil Oil Indonesia Inc (anak perusahaan
Pertamina), Mobil Oil Indonesia Inc dan JILCO (Japan Indonesia LNG Co.)
· Bijih Timah
Daerah
penghasil timah terdapat di daerah Riau (Pulau Lingga, Singkep, Karimun,
Kundur, dan Bangkinang), Pulau Bangka, dan Pulau Belitung. Pengeksploitasian
timah di Indonesia seluruhnya dilakukan oleh PT Timah Tbk. yang berpusat di
Pangkal Pinang (Pulau Bangka). PT Timah Tbk dalam kegiatan operasionalnya dibantu oleh PT Tambang Timah
dan PT Koba Tin (keduanya anak perusahaan PT Timah Tbk.). Pemanfaatan timah di
dalam negeri antara lain digunakan untuk pembuatan kaleng, pipa saluran,
pembungkus rokok, mata peluru, dan solder.
· Nikel
Nikel kali
pertama ditemukan di daerah Pomala (Sulawesi Tenggara) yaitu sekitar 1909 dan
kini bekas kegiatan penambangan nikel di daerah Pomala sekarang dijadikan pusat
pengolahan bijih nikel oleh PT Aneka Tambang (PT Antam). Pada 1979 PT Antam
melakukan penambangan nikel di Pulau Gebe (Maluku Utara). Daerah lain yang
sedang dikembangkan untuk proyek
penambangan
nikel, yaitu Pulau Gee, Pulau Pakal, Tanjung Buli, Pulau Obi (Maluku Utara),
serta Pulau Gag dan Pegunungan Cyclops (Papua).
· Bauksit (bijih alumunium)
Bauksit
dapat dijumpai di daerah-daerah aliran sungai, seperti di kepulauan Riau (pulau
Bintan-Indonesia). Aluminium banyak dipergunakan untuk membuat perkakas dapur,
industri mesin, dan industri pesawat terbang.
· Emas dan Perak
Emas dan perak
banyak dipergunakan untuk membuat perhiasan dan obat-obatan. Potensi tambang
emas di Indonesia terdapat di wilayah Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara, dan Maluku (Pulau
Halmahera dan Pulau Obi). Pengusahaan tambang emas di Indonesia sudah dilakukan
sejak lama, seperti yang dilakukan di Rejang Lebong (Bengkulu), Cikotok (Jawa
Barat), Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara), dan Sambas (Kalimantan Barat).
Eksploitasi tambang emas di Indonesia dilakukan oleh PT Antam, di antaranya di
Jawa Barat dan Kalimantan Selatan. Adapun di Nanggroe Aceh Darussalam,
Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah dilakukan oleh pihak perusahaan swasta.
· Tembaga
Tembaga
merupakan kelompok logam bukan besi yang telah dipergunakan sejak 3.500 SM oleh
orang-orang Mesir. Tembaga dipadu dengan besi menjadi perunggu, sedangkan jika
tembaga dipadu dengan seng menjadi kuningan. Potensi tembaga terbesar di
Indonesia berada di Tembagapura (Papua), yang pengelolaannya bekerja sama
dengan PT Freeport Indonesia Company (Amerika Serikat) sejak 3 Maret 1973.
· Intan
Sama seperti
emas, intan biasa dibuat sebagagi perhiasan. Tempat penemuan intan di Indonesia
antara lain di Sumatra Barat dan Riau (Sungai Siabu, Kampar, dan Bangkinang),
Kalimantan Barat (Muara Mengkiang dan Ngabang), Kalimantan Tengah (Sungai Gula,
Pucukcau, Murungraya, Sei Pinang), Kalimantan Selatan (Martapura danSimpang
Empat), dan Kalimantan Timur (Sekatak Bunyi, Kabupaten Kutai, dan Longiran).
2.
KEARIFAN DI BIDANG PERTAMBANGAN
a. Adanya pelarangan pertambangan di
daerah-daerah yang di keramatkan di beberapa daerah di Jawa dan Kalimantan
b. Adanya pembatasan pengambailan hasil
pertambangan di berbagai daerah
c. Adanya pelarangan penggunaan
alat-alat mesin besar dalam mengambil hasil pertamabngan
1.Apakah harus dipertahankan?
Jawab:
Ya, Harus
dipertahankan karena, kearifan lokal sebagai sesuatu yang harus
dipertahankan dan dapat dijadikan sebagai acuan bagi terciptanya pola
pengelolaan pertanian dan
pertambangan secara berkelanjutan. Perlu kita ketahui bahwa kearifan
lokal merupakan suatu bentuk kearifan lingkungan yang ada dalam kehidupan
bermasyarakat di suatu tempat atau daerah. Kearifan lokal merupakan tata nilai
atau perilaku hidup masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan
tempatnya hidup secara arif. (Putu Oka Ngakan dalam Andi M. Akhmar dan
Syarifudin, 2007). Kearifan lokal tidak hanya berhenti pada etika, tetapi
sampai pada norma dan tindakan dan tingkah laku, sehingga kearifan lokal dapat
menjadi seperti religi yang mengarahkan manusia dalam bersikap dan bertindak
khususnya dalam pengelolaan sumber daya
alam pertanian dan
pertambangan. Pengelolaan
sumber daya alam secara arif dan berkesinambungan itu
dikembangkan mengingat pentingnya fungsi sosial lingkungan untuk menjamin
kelangsungan hidup masyarakat.
2.
bagaimana cara mempertahankannya
Jawab:
Kearifan
lingkungan bukanlah tindakan tradisional yang terbelakang, kita dapat
menerapkan teknologi modern pemanfaatan sumber daya alam (sda), tetapi dengan
memperhatikan kearifan lokal, paduan yang porposional akan terwujud kearifan
lingkungan. Kegiatan gotong royong dalam memanfaatkan pertanian atau pertambangan
dengan baikn dan benar contoh kearifan lokal
yang dipertahankan sebagai kearifan pemanfaatan
sumber daya alam (sda).
3. Manfaat untuk lingkungan
Jawab:
Dalam bidang pertanian
-Melalui perhitungan pranoto mongso maka alam dapat menjaga
keseimbangannya
Dalam bidang pertambangan
Dengan adanya kearifan lokal di
pertambangan akan berdampak positif bagi lingkungan seperti Adanya pelarangan
pertambangan di daerah-daerah yang di keramatkan di beberapa daerah di Jawa dan
Kalimantan sehingga lingkungan yang dikeramatkan
akan terjaga lingkungannya.
kearifan dalam bidang kehutanan kok ngak ada ya
BalasHapus