Jumat, 14 Agustus 2015

Menentukan kelompok kata kerja "SEJARAH HARI BURUH"

Selain struktur teks cerita sejarah yang kalian pahami, sekarang kalian
harus mengenal ciri kebahasaan dalam sebuah teks cerita sejarah. Ciri
kebahasaan yang digunakan dalam penceritaan peristiwa sejarah ini
menggunakan nomina yang dapat mengidentifikasi siapa dan apa saja
yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Selain itu, teks cerita sejarah ini
juga kerap menggunakan kelompok kata yang dapat menggambarkan
sesuatu yang berkaitan dengan peristiwa sejarah tersebut dengan lebih
rinci. Berbicara tentang sejarah berarti memperbincangkan sebuah
peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dalam teks ini peristiwa yang
diceritakan dilengkapi dengan waktu kejadiannya. Oleh sebab itu, kata
yang menunjukkan urutan peristiwa serta adverbia waktu lampau sangat
diperlukan dengan menggunakan konjungsi temporal. Sebuah teks sejarah
juga kerap menggunakan nomina yang telah melalui proses nominalisasi. (a) Dalam teks “Sejarah Hari Buruh”, kalian akan menjumpai beberapa
kelompok kata, seperti kelompok nomina dan verba. Terdapat tiga
jenis kelompok nomina. Pertama kelompok nomina modifikatif
(mewatasi), misalnya; rumah besar, dua botol, ruang makan,
dan lain-lain. Kedua, kelompok nomina koordinatif (tidak saling
menerangkan), misalnya; lahir batin, sandang pangan, sarana
prasarana, hak dan kewajiban, adil dan makmur, dan sebagainya.
Ketiga, kelompok nomina apositif, sebagai keterangan yang
ditambahkan atau diselipkan, misalnya; Sinta, teman sekelasku,
pergi berlibur ke Bali. Sama halnya dengan kelompok nomina,
kelompok kata verba juga terbagi menjadi tiga jenis, yaitu kelompok
verba modifikatif, kelompok verba koordinatif, dan kelompok verba
apositif.

Kelompok kata merupakan gabungan dua kata atau lebih yang
bersifat nonpredikatif. Artinya, di antara kedua kata itu tidak ada
yang berkedudukan sebagai predikat dan hanya memiliki satu
makna gramatikal. Dalam teks model yang kalian pelajari, kalian
menjumpai beberapa kelompok kata, seperti kelompok nomina dan
verba. Kelompok nomina dibentuk dengan memperluas sebuah kata
benda. Terdapat tiga jenis kelompok nomina, yaitu kelompok kata
nomina modifikatif (mewatasi), kelompok nomina koordinatif (tidak
saling menerangkan), yang terdiri atas unsur nominal yang setara dan
dapat disisipi dan dan atau, dan kelompok nomina apositif. Seperti
kelompok nomina, kelompok verba juga terbagi menjadi tiga jenis,
yaitu kelompok verba modifikatif, kelompok verba koordinatif, dan
kelompok verba apositif. (b) Untuk menguraikan urutan peristiwa dalam sebuah teks cerita
sejarah, kalian akan menemukan kata yang menginformasikan
peristiwa, waktu, dan tempat. Pada tugas sebelumnya, kalian sudah
mendiskusikan penanda keruntutan peristiwa dalam pola urutan
yang berdimensi waktu pada tiap paragraf yang ada. Tugas kalian
berikutnya adalah mencari penanda lain yang menunjukkan nama
peristiwa dan tempat kejadiannya.

konjungsi (kata sambung) temporal agar urutan peristiwa dapat
tertata secara kronologis. Konjungsi temporal merupakan konjungsi
yang mengacu pada waktu dan sekaligus sebagai sarana kohesi teks.
Teks yang berkohesi itu penting kalian perhatikan agar keserasian
setiap unsur yang disambungkan tetap terjaga, sehingga tercipta
susunan kata yang indah dan mudah dipahami. Konjungsi temporal
yang menghubungkan dua hal atau peristiwa, terdiri dari dua bagian,
yaitu konjungsi temporal yang menghubungkan dua peristiwa yang
tidak sederajat (misalnya apabila, bila, bilamana, demi, hingga,
ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak,
sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, tatkala, dan sebagainya)
dan konjungsi temporal yang menghubungkan dua bagian kalimat
yang sederajat (misalnya sebelumnya dan sesudahnya).

Carilah beberapa konjungsi temporal yang terdapat dalam teks
cerita sejarah di muka. Kemudian, cobalah kalian tentukan apakah
konjungsi tersebut menghubungkan dua peristiwa yang sederajat
atau tidak dengan memberikan tanda (ѵ) pada kolom yang tersedia.

(d) Nominalisasi, sebagai suatu proses pembentukan nomina dari kelas
kata yang lain dengan menggunakan afiks tertentu, kerap terjadi pada
bahasa yang digunakan untuk menjelaskan isi penceritaan ulang.
Pada teks cerita sejarah sebagai satu bentuk penceritaan ulang juga
sering ditemukan nominalisasi ini.
22 Kelas XII Semester 1
Tugas kalian adalah mencari sebanyak-banyaknya bentuk kata benda
(nomina [N]) sebagai hasil dari nominalisasi yang terdapat dalam
teks “Sejarah Hari Buruh”. Lalu, tentukan afiks pembentuk nomina
tersebut.

Dalam pembentukan nomina, afiksasi yang terjadi antara lain adalah
sebagai berikut.
a) Sufiks –an, -at, -si, -ika, -in, -ir, -ur, -ris, -us, -isme, -is, -isasi,
-isida, -ita, -or, dan -tas.
Contoh:
1) Buku bacaan yang dipegang anak itu milik Rika.
(verba [V] à nomina [N])
2) Aku sangat menyukai asinan yang dibuat ibu.
(Adjektiva [A] à nomina [N])
3) Maman S. Mahayana adalah seorang kritikus sastra yang
terkenal.
(nomina [N] à nomina [N])
b) Prefiks ke-, pe-, dan se-.
Contoh:
1) Andi terpilih sebagai ketua kelompok kami.
(Ajektiva [A] à nomina [N])
2) Pedagang kaki lima memenuhi trotoar sepanjang Jalan
Diponegoro.
(verba [V] à nomina [N])
3) Saya sekelas dengan Sadewa.
(nomina [V] à nomina [N])
c) Konfiks ke-an, pe-an, dan per-an.
Contoh:
1) Pengaturan jam kerja telah ditetapkan dalam undangundang.
(verba [V] à nomina [N])
2) Pertunjukan sirkus itu berhasil menarik banyak pengunjung.
(verba [V] à nomina [N])
3) Kekayaan Haji Ahmad sudah tak terhitung jumlahnya.
(ajektiva [A] à nomina [N])
24 Kelas XII Semester 1
d) Infiks -el- dan -er-.
Contoh:
1) Rafa dan Vania sedang asyik bermain gelembung sabun.
(ajektiva [A] à nomina [N])
2) Telunjuk ibu tergores pisau saat mengiris bawang.
(verba [V] à nomina [N])
3) Seruling itu terbuat dari bambu.
(nomina [N] à nomina [N])
e) Kombinasi afiks pemer-, keber-an, kese-an, keter-an, pemberan,
pemer-an, penye-an, perse-an, dan perseke-an.
Contoh:
1) Keberhasilan tidak bisa diraih tanpa usaha yang keras.
(dari bentuk ber- + dasar [D])
2) Keterlibatan Ranto dalam kasus korupsi membuat ia
kehilangan kepercayaan.
(dari bentuk ter- + dasar [D])
3) Daerah kumuh perlu dipugar untuk penyerasian dengan
daerah sekitarnya.
(dari bentuk menye-kan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar